Random XII – Mungkin Inilah Hidup itu Sendiri

Berharap bukan kalimat mutlak dan hanya dimiliki oleh manusia saja. Tuhan memberikan kemampuan ini dan manusia terus berfikir mengenai hal itu hampir di tiap detik ia hidup. Tak ada alasan, itu alasan hidup itu sendiri mungkin. Namun juga racun yang terus menggerogoti otak manusia dari dalam, dari masing-masing hati yang tak pernah terpuaskan. Dan dunia semakin terlihat kejam tiap harinya setelah itu.

Bukan kesalahan mengharapkan seseorang menjadi lebih baik, tapi itu keinginan individu terhadap individu lain. Dari dalam individu sendiri, tanpa melihat pandangan individu yang diharapkan ini. Tapi apakah ini masih benar? Kebenaran kadang terlalu gelap untuk dipisahkan dari keabu-abuan. Tapi Tuhan memang selalu punya kebenarannya sendiri yang tak bisa dipatahkan oleh pohon besar atau gunung penuh batu dan semak belukar. Dan dunia ini terus saja diselingi oleh harapan-harapan egois yang seperti itu.

Itu racun. Baik tapi racun. Baik itu apa? Racun itu apa? Mungkin manusia hanya perlu hidup seperti apa yang mereka inginkan saja. Jangan perpaling, jangan lari. Apapun yang mereka lain katakan, manusia punya dirinya sendiri yang harus berdiri tegak tanpa pernah bersedia menyediakan getah pohon beringin. Jadi apa gunanya tersakiti akibat pikiran “seandainya pada orang lain” ini yang terus bergantung hingga hari ini. Manusia selalu punya caranya sendiri untuk hidup. Dan itulah yang kelak akan menjadi alasannya untuk hidup.

Terlebih apapun yang terjadi, satu lidi ini akan patah sendiri, dengan ulahnya tanpa sopan santun ini. Dunia macam apa ini?

Jangan ganggu saya lagi!

Leave a comment